Kamis, 24 Januari 2013

Pendidikan Entrepreneursip di Sekolah



Bapak Muhammad Maulana, CEO Uno Kapital bertindak sebagai nara sumber

Penulis : Wiwi Yunianto

“Pendidikan entrepreneur  membentuk karakter dan mengajarkan kepemimpinan , bekerja dalam tim, mengambil keputusan , bertindak berdasarkan perhitungan resiko,serta memberikan impact . Jadi pendidikan entrepreneur bukanlah mengajarkan cara membuat business plan atau memberi  langkah-langkah cara cepat menjadi kaya,” demikian yang dikatakan Muhammad Maulana , CEO  Uno Kapital  saat menyampaikan paparannya dihadapan para peserta acara Nasional Education Conference Preview yang diselenggarakan oleh Sampoerna School of Education pada Kamis, 28 Nopember 2012 bertempat di auditorium Building D Business Park, Jl. MT Haryono, Kav 58-60 Jakarta Selatan.


Suasana Seminar

Muhammad Maulana  mengutip pendapat  World Economy Forum  bahwa negara-negara dikelompokan berdasarkan pendapatan masyarakat ,dalam tiga kelompok yaitu : 
                              1.  Factor Driven Economy 
                              2. Efficiency Driven Economy
                             3.  Innovation Driven Economy

Negara Indonesia saat ini sudah terlepas dari factor driven economy , yakni negara dengan ketergantungan pada kekayaan alamnya menjadi negara efficiency driven  economy , yang tergantung pada tingkat efisiensi produksi barang dan jasa. Pendapatan perkapita negeri ii sudah melewati $ 3000/tahun.


Menurut Bapak Muhammad Maulana lagi, bahwa Negara Inonesia tidak boleh terburu-buru puas hanya dengan efficiency driven economy saja. Negara dengan katagori seperti ini terus tertekan karena penghasilan masyarakat diperoleh dari murahnya upah kerja, yang membuat sebagian kalangan sulit sejahtera. Indonesia.

Bapak Muhammad Maulana berpendapat , negara harus menghasilkan lebih banyak entrepreneur  agar negara dapat meningkatkan nila suatu barang dan jasa sehingga negara dapat mencapai katagori innovation driven economy.

Untuk dapat melahirkan entrepreneur tidak dapat mengandalkan pelajaran di kelas saja. Sekolah perlu menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga mentak entrepreneur benar-benar tertanam dalam diri siswa.
Menururut penelitian Ernest & Young faktor-faktor yang mendorong terbentuknya entrepreneur di samping pendidikan  formal adalah :
                                          a.  Keluarga 
                                          b. Pengalaman Kerja 
                                          c.  Mentor 
                                          d. Partner Bisnis

"Kendala dalam menciptakan entrepreneur salah satunya datang justru dari pemerintah yang seharusnya menjadi pembina untuk munculnya enterpreneur baru. Sebagai contoh ; ketika membuat perijinan suatu usaha, biasanya prosedurnya selain sulit dan berbelit juga memakan waktu dan biaya yang banyak. Tetapi jika suatu usaha mengabaikan perizinan, maka yang terjadi kemudian adalah "pemerasan di tengah jalan" oleh para oknun atau lebih tragis lagi adalah penutupan usaha dengan dasar tak berizin. Saya mohon tanggapan Bapak Narasumber ."Seorang peserta yang merupakan perwakilan dari biMBA-AlUEO melontarkan suatu persoalan.

Seorang peserta, wakil dari biMBA-AlUEO mengajukan pertanyaan 

Bapak Muhammad Maulana dengan sedikit menghela nafas, menjawab dengan singkat, " Begitulah keadaan birokrasi negeri ini. Satu sisi pemerintah mendorong warganegaranya untuk maju, di lain sisi para oknum memupuskan harapan warganegara untuk maju."


Pose bersama Nara Sumber Bapak Muhammad Maulana

biMBA-AlUEO juga melaksanakan pendidikan entrepreneurship melalui program Motivator Mandiri. Sebuah program yang mencetak motivator-motivator yang nantinya dapat melaksanakan proses bimbingan atau kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode biMBA-AlUEO diberbagai daerah di luar Jabodetabek. Tujuan program ini selain untuk menyebarluaskan akses layanan biMBA-AlUEO bagi jutaan anak usia dini diberbagai daerah yang belum tersentuh program PAUD, juga menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja produktif di daerah sehingga mencegah terjadinya gelombang urbanisasi.

SELESAI