Para Narasumber saat menyampaikan paparan
Penulis : Wiwi Yunianto
Seminar Pencitraan Publik ini diselenggarakan oleh badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan guna memperkenalkan kepada masyarakat , khususnya di kalangan para pendidik perihal program-program Kemendikbud di tahun 2013.
Suasana Seminar
Di antara program Kemendikbud
yang disosialisasi dalam seminar ini adalah Kurikulum tahun 2013 dengan jenjang
pendidikan mulai sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah
tingkat atas maupun sekolah menengah kejuruan, di samping keberadaan ujian nasional sebagai standarisasi pendidikan nasional di Indonesia.
Seminar terbagi dua sesi , yaitu
sesi pertama mengenai ujian nasional dengan pembicara;Dr. Hari Setiadi , Kepala Pusat Penilaian Pendidikan - Kemendikbud dan sesi kedua dengan
pembicara Prof. Dr. Hamid Hasan, pengajar di Universitas Pendidikan Indonesia- Bandung.
Pembicara pertama menyampaikan makalah dengan judul: "Ujian Nasional Untuk Membangun Karakter Bangsa".
Dr. Hari Setiadi, MA, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan-Kemendikbud
"Ujian Nasional Sarana untuk membangun karakter Bangsa"
Pembicara pertama menyampaikan makalah dengan judul: "Ujian Nasional Untuk Membangun Karakter Bangsa".
Pembicara kedua menyampaikan makalah dengan judul : "Penyempurnaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan ". Tujuan dari perubahan kurikulum pendidikan yang sebelumnya, yaitu KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) tahun 2006 menjadi kurikulum 2013.
Perubahan ini selain berkaitan dengan rencana beberapa perubahan waktu belajar
yang bertambah panjang juga perihal hilangnya beberapa mata pelajaran di
jenjang kelas tertentu menjadi atau dimasukan ke dalam pelajaran lainnya.
Prof. Dr. Hamid Hasan menyampaikan empat alasan pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Tantangan Masa depan
2. Kompetensi Masa depan
3. Fenomena Negatif yang Mengemuka
4. Persepsi Masyarakat
Prof. Dr. Hamid Hasan, Universitas Pendidikan Indonesia meyampaikan
paparannya ; Penyempurnaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan
1. Tantangan Masa depan
2. Kompetensi Masa depan
3. Fenomena Negatif yang Mengemuka
4. Persepsi Masyarakat
Hujan pertanyaan dan pendapat
terlontar saat ruang tanya jawab di buka pada sesi pembahasaan kurikulum Antara lain pernyataan dari salah seorang bapak guru yang menyatakan bahwa
perubahan kurikulum lama menjadi
kurikulum baru sepertinya tidak melihat pada kenyataan yang ada, seperti jam
belajar dan faktor kejenuhan para murid.
Menanggapi pernyataan tersebut ,
pembicara menyampaikan bahwa kurikulum baru dibuat dengan tujuan selain meningkatkan bobot dari pelajaran yang disampaikan kepada murid juga agar peserta
didik tidak terlalu lama berada di luar sekolah yang tak jarang terkena dampak
negative, seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkotika dll.
Peserta lain mempertanyakan soal ujian nasional yang disamaratakan bobotnya meskipun letak sekolah yang berbeda. Menurut penanya tersebut perlakuan ini menjadi tidak adil, karena siswa yang belajar di sekolah di kota besar tentu akan lebih siap dalam menghadapi ujian nasional karena ketersediaan fasilitas, sementara bagi siswa yang berada di daerah pedalaman tentu sangat berbeda keadaannya.
Pembicara pun menanggapi pernyataan tersebut dengan menyampaikan tujuan ujian nasional adalah standarisasi pendidikan. Sehingga nantinya standar pendidikan tidak dibedakan oleh letak, kondisi geografis dan yang lainnya.
Menurut penyelenggara acara seminar di awal acara bahwa sedianya peserta yang diundang tidak kurang dari seratus lima puluh orang akan tetapi yang hadir hingga jam 10.30 WIB baru sekitar delapan puluh tujuh orang. Namun begitu acara tetap dilangsungkan dan terasa acara berjalan jauh lebih tenang jika mungkin di bandingkan dengan jumlah peserta hadir sesuai rencana.
Seperti yang telah disampaikan di awal bahwa seminar ini membahas kurikulum dan ujian nasional tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan dan tidak membahas tingkat di bawah sekolah dasar seperti PAUD. Kalaulah kemudian biMBA-AlUEO mengutus perwakilannya untuk menghadiri seminar tersebut tak lain adalah untuk menambah wawasan dalam dunia pendidikan secara umum. Seminar Pencitraan Publik diselenggarakan pada Rabu, 5 Desember 2012 bertempat di Ballroom Hotel Boutique Melawai Jl. Melawai 8 No : 6-8 Jakarta Selatan ( Blok M).
Peserta lain mempertanyakan soal ujian nasional yang disamaratakan bobotnya meskipun letak sekolah yang berbeda. Menurut penanya tersebut perlakuan ini menjadi tidak adil, karena siswa yang belajar di sekolah di kota besar tentu akan lebih siap dalam menghadapi ujian nasional karena ketersediaan fasilitas, sementara bagi siswa yang berada di daerah pedalaman tentu sangat berbeda keadaannya.
Pembicara pun menanggapi pernyataan tersebut dengan menyampaikan tujuan ujian nasional adalah standarisasi pendidikan. Sehingga nantinya standar pendidikan tidak dibedakan oleh letak, kondisi geografis dan yang lainnya.
Menurut penyelenggara acara seminar di awal acara bahwa sedianya peserta yang diundang tidak kurang dari seratus lima puluh orang akan tetapi yang hadir hingga jam 10.30 WIB baru sekitar delapan puluh tujuh orang. Namun begitu acara tetap dilangsungkan dan terasa acara berjalan jauh lebih tenang jika mungkin di bandingkan dengan jumlah peserta hadir sesuai rencana.
Bu Tari, Bunda Ida Sulistiani dan seorang peserta dari salah satu SDN favorit
di Jakarta berpose bersama.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar